Tuesday, April 28, 2015

GURU HONOR MENJADI GURU PNS

Kukira ga bakalan jadi diangkat statusku ini, dulu aku benci banget dengan PNS, apa lagi banyak isu dan perilaku PNS di jalan raya yang arogan ugal ugalan, egois selalu ingin menang sendiri, biokrasi yang sangat tinggi selalu mempersulit orang lain dalam urusan pekerjaan, korupsi dan tidak memiliki kemampuan profesional, kerja asal-asalan dapat gaji buta. Sampai usia 45 tahun baru menyadari bahwa bekerja itu perlu status yang dihormati dan tidak murni prestasi kerja, sebab di lingkungan kerja ku ternyata status PNS sangat menentukan jabatan, kehormatan. Jika belum memiliki NIP sebesar apapun kemampuan tetap dipandang sebelah mata oleh semua pihak, bahkan berujung ketidak adilan.

Aku dulu selalu membantu orang untuk menjadi PNS, ketika itu masih sekolah SD, SMP karena ayahku adalah bagian kepegawaian di P&K kanwil Jawa Barat Bandung, maka hampir setiap hari banyak orang yang bertamu untuk menjadi PNS atau ingin naik pangkat. Setiap hari selalu ada tamu dan membawa oleh-oleh dari kampung, mereka rata-rata menjual sawah kebun atau ada yang berbakti di rumah tanpa punya ijasah, pernah sekolah dasar hanya sampai kelas 4 (empat) saja lalu disuruh ikut ujian persamaan difasilitasi oleh ayahku, lalu ijasah tersebut diurus surat-suratnya ke BAKN Jakarta kemudian bekerja di sekolah menengah atas sebagai pesuruh dititipkan di SMA Ku pertama masuk yaitu SMA N Ujung Berung Bandung, kemudia orang itu iku ujian persamaan SMP, SMA dan ikut kuliah, beberapa tahun silam aku bertemu dengan orang itu berpakaian safari di sebuah warung Tahu di Sumedang dan dia mentraktirku dan ibuku, kami sangat bersuka cita bisa bertemu kembali dengan pejabat Amptenar (PNS) yang gagah, heheh kami sangat senang telah membantu orang itu, dan banyak lagi lainnya yang sudah menjadi pejabat, ibu ku sangat banyak membawa berkah bagi banyak orang begitu juga ayahku banyak sekali menanam kebaikan mengangkat orang untuk jadi menak, PNS pada saat itu aku sendiri sudah berusia lewat batas untuk menjadi PNS usiaku sudah 45 tahun waktu ketemu orang itu, tetapi kehidupanku juga cukup tidak kekuranga sudah berganti ganti kendaraan, bahkan saat itu aku mengendarai sebuah sedan mitsubishi kesukaanku bersam istri dan ibuku. Namu status dan kehormatanku terkadang dicuri orang karena statusku masih honorer.

Aku tau untuk menjadi PNS itu tidaklah gampang, selali persyaratan administrasi yang seabrek-abrek juga untuk jaman sekarang rasanya aku ga bakalan sanggup untuk membayar biayanya, entah biaya apa ini itu yang sangat tidak jelas dan tidak mungkin bisa dijelaskan biaya tersebut dibilang ada nyatanya tidak ada tetapi dibilang tidak ada nyatanya ya ada, bagaikan siang dan malam, sekelompok orang mempertahankan untuk tidak ada sekelumit orang juga tetep ada untuk mempertahankannya juga entah siapa yang memulainya.

Aku sendiri merasa miris jika mendengar isu sebesar apa nilainya, dan memilih untuk tidak, namun ada peraturan baru bagi honorer yang minimal 5 tahun mengabdi dan usia maksimal 46 tahun (kalau tidak salah mengingat) dan aku masuk pada peraturan tersebut, dan ada kesempatan pemberkasan mungkin jika diukur ukur berkasku adalah habis 10 rim kertas foto copian dari mulai presensi, ijasah dan semua keterangan, ongkos ke sana ke mari biayanya entah habis berapa juta ga masalah, yang penting ikuti prosedurnya. Kemudian dapat soal ujian saringan masuk cpns kalau masalah itu mah tidak menjadi masalah wong setiap saat kami sudah terbiasa membuat soal, jadi ga terlalu berat untuk mengisinya, bahkan apa yang ditanyakan pun adalah apa yang setiap hari kami kerjakan, rasanya ringan-ringan saja, bahkan saya salut bagi yang membuat soal nya sangat membingungkan bagi orang awam, dari semua opsi jawaban hampir mirip semua, tetapi aku buka rahasianya, jika menghadapi soal seperti itu, gampang saja jangan dibaca dulu soal nya tetapi baca dulu jawabannya lalu dari ke lima jawaban selalu ada salah satu yang beda penekatannya, nah setelah itu cocokanlah dengan soal apakah yang ditekankan itu sesuai dengan soal? makanya waktu yang disediakan bagiku alhamdulillah masih tersisa 15 menit, sedangkan kalau temen-temenku mengatakan waktunya sangat kurang. Temen-temen yang tidak lulus dalam test ternyata dia sangat sibuk dengan soal-soal bocoran yang dijual di emper, seharga 50.000,- aku pernah mendapat kopiannya dan aku geleng-gleng kepala melihat isi soalnya sangat ngaco tidak rasionil banyak pertanyaan dan jawaban tidak maching, bahkan kuncinya pun ngaco bikin sesat menguras energi, aku sama sekali tidak mau membacanya dan timbul rasa antipati lagi, ko begini soal untuk jadi PNS moral apaan ini? lalu aku buang soal itu dan nekat ga mau membacanya jika nanti soalnya persis seperti itu, maka aku ga peduli ga perlu lulus jadi PNS jika harus membenarkan sesuatu yang tidak benar lebih baik aku jadi rakyat biasa saja biar hisabku di akhirat nanti ringan. Eh ternyata soal yang dijual itu murni akal-akalan orang ngaco tidak bertanggung jawab saja yang nyari duit tanpa rasa malu.

Suka duka jadi honorer, ada kalanya pemimpin yang manusiawi mau menghormati secara utuh dan menghargai upah yang sesuai, namun jika ada pemimpin yang picik, maka sama sekali tidak menganggap ada atas keberadaan kami, jika kami angkat tangan berbarengan dengan PNS maka pasti PNS dulu yang dipersilahkan bertanya, kami honorer hanyalah pelengkap penderita saja dan terkadang pendapat kami benar ga benar sama saja nilainya ga benar. Kami dipersilahkan berpendapat tetapi sama sekali tidak mempengaruhi putusan apa-apa, bahkan kami bekerja pontang panting siang malam, lalu hasilnya yang mendapat kehormatan, tepuk tangan jabat tangan adalah rekan kami yang sudah PNS, kami membuat buku satu tim, honorer yang jumpalitan bekerja siang malam ketika sudah jadi bukunya yang disalami dihormati adalah rekan yang memiliki NIP, nah ini sebuah kenyataan yang saya tulis untuk menjadi pengetahuan, itulah alasan saya harus meraih kehormatanku yang dicuri orang kalau perlu aku harus memiliki NIP jika itu patokannya, sejatinya bukan itu tetapi sifat ksatria lah, namun jika NIP itu harus ada, apa salahnya bagi seorang ksatria untuk bisa meraihnya dengan cara tidak menyogok siapapun.

Alhamdulillah setelah diraihnya NIP tersebut, banyak senyuman yang hadir ke muka ku, namun aku memiliki kepribadian, aku sudah hafal watak dan karakteristik sejatinya para pe-senyum itu, mana sahabat sejati mana sahabat sehati.


Monday, March 30, 2015

TAFAKUR ALAM 2015 MEGA MENDUNG

KENANGAN INDAH BERSAMA KAKA:






















































































































Itulah ceritanya, silahkan improvisasi sendiri kalimatnya ya.



Kenangan manies bersama kembang di megamendung euy!!!!